Jumat, 18 April 2008

Wall Street Alami Kenaikan Panjang

Kamis, 17 April 2008 | 07:51 WIB

NEW YORK, KAMIS - Saham-saham di Wall Street mengalami kenaikan panjang (rally) pada Rabu (16/4), terdorong pencatatan laba kuartalan JP Morgan yang lebih baik dari perkiraan, seperti dikutip dari Antara. Produsen chip Intel pun mencatatkan kenaikan laba. Pasar juga bergairah karena Coca-Cola bakal memperoleh laba raksasa.

Indeks saham blue-chip Dow Jones Industrial Average melambung 256,80 poin atau 2,08 persen menjadi ditutup pada 12.619,27. Indeks komposit Nasdaq meningkat 64,07 poin atau 2,80 persen menjadi 2.350,11 dan indeks Standard & Poor’s 500 naik 30,28 poin atau 2,27 persen menjadi berakhir pada 1.364,71.

Para pelaku pasar mengatakan laporan-laporan kenaikan laba memicu semangat para investor dan meningkat harapan bahwa perusahaan Amerika kemungkinan masih relatif baik meski terjadi pelambatan ekonomi.

JP Morgan Chase dalam kuartal pertama mencatat laba 2,4 miliar dollar AS, turun dari periode sama tahun lalu, namun masih di atas prediksi para analis. "Perusahaan secara kesuluruhan mempertahankan momentum usaha yang mantap dan posisi modal kami masih kuat," kata direktur eksekutif JP Morgan Chase Jamie Dimon, sehubungan dengan tersumbatnya saluran kredit (credit crunch) yang melanda industri keuangan.

Saham JP MOrgan meroket 6,7 persen menjadi 44,96 dollar AS. JP Morgan sedang dalam proses mengambilalih bank investasi Bear Stearns yang menderita akibat kerugian investasi terkait mortgage.

Intel melaporkan rekor penerimaan 9,7 miliar dollar AS dan laba bersih 1,44 miliar dolar AS setelah pasar tutup pada Selasa (15/4). Namun, para investor terus melakukan toast terhadap laporan laba pada Rabu.

Eksekutif perusahaan meletakkan sebuah putaran positif dalam laporan laba Intel, dan mengatakan perusahaan melihat "permintaan yang sehat" untuk chip komputer. Saham Intel ditutup naik 5,8 persen pada 22,13 dollar AS.

Coca-Cola mengatakan pada Rabu pagi, bahwa laba kuartal pertamanya meroket 19 persen didukung meningkatnya penjualan internasional. Tapi, perusahaan minuman berkarbonasi itu memperingatkan berlanjutnya tantangan di seluruh Amerika Utara. Perusahaan mencatat laba bersih kuartal pertama 1,5 miliar dollar AS atau 64 sen per saham, yang termasuk harga dari tiga sen per saham untuk restrukturisasi dan penurunan nilai aset (write-downs). Saham Coca-Cola berakhir naik 0,3 persen pada 61,15 dollar AS.

Para analis mengatakan laporan inflasi yang ramah juga membantu mendorong kenaikan dan pasar terlihat tidak terlalu mengingat dampak lain dalam kenaikan harga minyak yang mencapai rekor tertinggi 115 dollar AS per barel.

Sebuah survei departemen tenaga kerja menunjukkan harga konsumen naik moderat 0,3 persen pada Maret di tengah melonjaknya harga energi. "Untuk the Federal Reserve berita inflasi ini membawa beberapa kesulitan. Jika ekepektasi inflasi dipertahankan di bawah kendali, the Fed harus lepas tangan untuk menurunkan suku bunganya," kata Stephen Gallagher, seorang ekonom Societe Generale.

Bank sentral AS diperkirakan akan menurunkan suku bunganya lagi akhir bulan ini di tengah kekhawatiran ekonomi akan memasuki periode resesi paruh pertama tahun ini akibat kemerosotan berkepanjangan sektor perumahan dan tersumbatnya saluran kredit.

Survei lain pemerintah memperlihatkan pasar perumahan masih melempem. Departemen perdagangan mengatakan bahwa pembangunan rumah baru dan permohonan izin pembangunan properti perumahan baru jatuh ke posisi terendah 16 tahun pada Maret hanya 947.000 unit (tahunan).

Saham-saham di Eropa juga naik. Di London, indeks FTSE 100 meningkat 2,36 persen menjadi 6.046,20. Sementara, di Paris indeks CAC 40 bertambah 1,56 persen menjadi 4.855,10. Di Frankfurt indeks Dax naik 1,79 persen menjadi 6.702,84.


Tidak ada komentar: