Kamis, 17 April 2008

Presiden: Pertumbuhan Ekonomi 2008 Jadi 6,4 Persen


Jumat, 15 Februari 2008 17:05 WIBLaporan wartawan Persda Ade Mayasanto
JAKARTA,JUMAT - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan asumsi pertumbuhan ekonomi pada APBN 2008 diturunkan dari 6,8 persen menjadi 6,4 persen akibat pelambatan pertumbuhan perekonomian dunia.
"Asumsi yang kita bangun, growth yg semula kita targetkan 6,8 persen tidak mungkin tercapai. Semua negara di dunia juga menurunkan sasaran pertumbuhan. Kita harapkan tumbuh 6,4 persen," kata Presiden saat membuka Rakernas Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di Istana Negara Jakarta, Jumat (15/2). Sementara asumsi makro lainnya yang diubah yaitu inflasi dari 6 persen menjadi 6,5 persen, nilai tukar rupiah dari Rp 9.100 menjadi Rp 9.150 per dollar AS, harga minyak dari 60 dollar AS menjadi 83 dollar AS per barrel. Sedang SBI tetap 7,5 persen. Sementara produksi minyak diturunkan dari 1,034 juta menjadi 910.000 barel per hari. Dan defisit dikisaran
Menurut Presiden, penerimaan negara diperkirakan naik dari Rp 781,4 triliun menjadi Rp 839 triliun, Sedang pengeluaran belanja negara naik dari Rp 854,6 triliun menjadi Rp 926 triliun, sehingga defisit menjadi Rp 87 triliun atau dua persen, naik dari Rp 73,3 triliun atau 1,7 persen.
Presiden juga menyebutkan, kenaikan harga minyak dunia yang mencapai 90 - 100 dollar AS per barrel membuat subsidi BBM dan listrik melonjak menjadi Rp 250 triliun. "Kalau tidak diselamatkan ya bisa kolaps," tambahnya.
"Ini tantangan yang luar biasa. Tetapi tidak usah kecil hati, karena selalu ada jalan. Kalau ada penghematan, penyusutan, semata-mata untuk menyelamatkan ekonomi kita, menyelamatkan APBN kita," kata Presiden.

Tidak ada komentar: