Jumat, 18 April 2008

Rupiah Merosot di Atas 9.200

Rabu, 16 April 2008 | 10:07 WIB

JAKARTA,RABU - Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Rabu(16/4) pagi, merosot menembus angka Rp 9.200 per dollar AS setelah sempat berkutat di kisaran Rp 9.180/9.195 per dollar AS, karena pelaku pasar kembali membeli dollar AS.

"Berlanjutnya aksi beli dollar AS oleh pelaku pasar didukung oleh membaiknya mata uang asing itu di pasar regional, meski ada laporan bahwa pemodal Indonesia merupakan terkuat ketiga di Asia setelah China dan India," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib seperti dikutip Antara di Jakarta, Rabu.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun menjadi Rp 9.202/9.208 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 9.195/9.198 per dollar AS atau melemah tujuh poin. Menurut dia, menguatnya dollar AS di pasar regional, setelah keluarnya data harga produsen dan manufaktur AS yang menguat di luar perkiraan memicu pelaku asing membeli dollar itu. "Kondisi ini juga memberikan sinyal kepada bank sentral AS (The Fed) agar hati-hati dalam menurunkan suku bunganya," katanya.

The Fed, lanjut Kostman Thayib, pada 29 sampai 30 April nanti akan mengadakan pertemuan membahas penurunan suku bunga Fed fund yang menurut rencana akan diturunkan sebesar 50 basis poin menjadi 1,75 persen dari 2,25 persen. "Apabila penurunan suku bunga Fed fund terjadi diharapkan akan memberikan sentimen positif terhadap pasar domestik terutama terhadap rupiah," ucapnya.

Ia mengatakan, pelaku pasar cenderung membeli dollar AS ketimbang rupiah, karena keyakinan memegang dollar AS lebih kuat, meski sejumlah faktor positif juga muncul terhadap rupiah.

"Indeks Nikkei, Jepang misalnya, menguat sebesar 1,3 persen, akibat membaiknya pasar saham regional, namun belum memberikan pengaruh positif terhadap pergerakan rupiah," katanya.

Sementara itu, dollar AS terhadap euro naik 0,1 persen menjadi 1,5782 dan dollar AS terhadap yen melemah jadi 101,72 dari 101,85. "Namun aktivitas pasar masih lesu, karena pelaku pasar masih menunggu pertemuan The Fed yang akan membahas tingkat suku bunga itu," ucapnya.

Tidak ada komentar: