Kamis, 17 April 2008

ndonesia akan Hadapi Masalah Pangan


Indonesia akan Hadapi Masalah Pangan

Rabu, 16 April 2008 16:51 WIBJAKARTA, RABU - Masalah utama yang masih akan dihadapi bangsa Indonesia ke depan adalah masalah pangan. Meskipun sebagai negara agraris, Indonesia masih mengimpor beras. Hal yang sama juga terjadi pada komoditas pertanian lainnya seperti gula, dan daging sapi.
Hal tersebut dikatakan Siswono Yudo Husodo saat diskusi bertema Tantangan dan Prospek Pertanian Indonesia di Kantor Departemen Luar Negeri, Jakarta, pada Rabu (15/4). Diskusi tersebut merupakan kerja sama Indonesian Council on World Affairs (ICWA) dan Yayasan UPAKARA Departemen Luar Negeri."Walau menurut hitungan tahun 2004 kita telah mampu swasembada beras, hingga sekarang Indonesia masih berstatus sebagai pengimpor beras," kata Siswono.
Siswono mengatakan ketergantungan impor pangan bangsa Indonesia terhadap negara lain sangat tinggi. Saat ini, ujarnya, bangsa Indonesia masih harus mengimpor gula mencapai 30 persen dari kebutuhan nasional. Selain itu Indonesia juga harus mengimpor sekitar 600.000 ekor sapi atau 25 persen dari total konsumsi daging sapi nasional."Begitu pula dengan garam. Kita mengimpor rata-rata satu juta ton garam per tahun yang merupakan 50 persen dari kebutuhan garam nasioal," ujarnya.
Impor pangan yang meningkat ini, jelas Siswono, akan memperlemah ekonomi bangsa Indonesia karena devisa yang susah payah diperoleh dibelanjakan untuk hal-hal yang bersifat konsumtif yang sebenarnya dapat diproduksi sendiri.Selain masalah ketersediaan pangan, tantangan terbesar bangsa Indonesia dalam bidang pertanian adalan peningkatan kualitas pangan rakyat. Hal ini dinilai penting karena kualitas pangan dari Indonesia relatif kurang baik.Padahal, kualitas pangan tersebut sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia baik secara fisik dan kecerdasan karena memenuhi standar gizi. "Tidak akan ada perbaikan kualitas SDM negara ini tanpa perbaikan gizi masyarakatnya," uajarnya.

Tidak ada komentar: