Kamis, 17 April 2008

Berantas Spekulan Beras


Arroyo: Berantas Spekulan Beras

Rabu, 26 Maret 2008 16:18 WIBMANILA, RABU - Pemerintah Filipina merasakan ancaman krisis pangan akan berujung kerusuhan, sehingga Presiden Gloria Macapagal Arroyo memerintahkan penangkapan para spekulan beras.
Arroyo juga meminta para pedagang tidak memainkan harga beras yang stoknya sudah mulai kritis. Harga beras di Filipina sudah naik sekitar 50 persen sejak Januari, begitu juga dengan harga minyak kebutuhan pokok lainnya.
Ia pun memerintahkan Menteri Pertanian Arthur Yap melakukan apa saja untuk menjamin harga beras pemerintah tetap murah sampai di meja makan, khususnya para warga miskin.
"Mr Yap sekarang mengawasi semua gudang beras NFA, sehingga ia bisa membuntuti ke mana truk-truk besar 10 ban itu membawa beras," kata Arroyo, Selasa (25/3). NFA (National Food Administrasi) semacam Bulog di Filipina yang bertugas mengatur industri pangan.
NFA juga sedang menjalankan program pembagian beras bersubsidi dengan cara membeli beras petani lalu menjual ke masyarakat dengan harga murah.
Namun, seperti di Indonesia, para pejabat menduga banyak pedagan yang justru menjadi pembeli beras bersubsidi itu, lalu menjualnya lagi dengan harga lebih mahal. Praktik itulah yang dituding menjadi biang keladi kelangkaan beras di Filipina justru ketika kebutuhan meningkat. Pemerintah memperkirakan jumlah penduduk Filipina yang sekarang 84 juta akan membengkak menjadi 94 juta pada 2010.
Filipina yang dulu pernah berpredikat sebagai produsen beras papan atas, sekarang menjadi impotir beras papan atas pula. Data ini dikeluarkan Ibon Foundation, sebuah lembaga riset ekonomi Filipina. Tahun lalu Filipina mengimpor 1,8 juta ton beras atau 16 persen dari kebutuhan dari Vietnam dan Thailand.
Pekan lalu Arroyo minta komitmen PM Vietnam Nguyen Tan Dung untuk mengekspor 1,5 juta ton beras ke Filipina. Namun Vietnam cuma menjanjikan 1 juta ton.
Agaknya pemerintah Filipina akan berbuat apa saja untuk menghindari kerusuhan akibat krisis pangan. Salah satu di antaranya adalah mengimbau restoran cepat saji mengurangi separo porsi nasinya, untuk mengurangi konsumsi dan nasi terbuang. Menurut data pemerintah lebih dari 25.000 kantong nasi dibuang sia-sia tiap hari.(AP

Tidak ada komentar: