Jumat, 18 April 2008

Rupiah Anteng di Rp9.200-an



Senin, 14 April 2008 | 10:39 WIB
JAKARTA, SENIN - Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antar bank pekan ini akan berada dalam kisaran sempit antara Rp9.190/9.210 per dolar AS, karena aktivitas pasar agak lesu, akibat belum munculnya faktor baru.

Seperti dikutip dari Antara, pengamat pasar uang, Edwin Sinaga di Jakarta, Senin (14/4), mengatakan posisi rupiah yang masih berada di bawah angka Rp9.200 per dollar AS dinilai masih cukup aman, karena pelaku pasar masih menunggu hasil pertemuan negara-negara industri maju (G7). "Jadi rupiah saat ini masih berada dalam kondisi yang stabil," ujarnya.

Meski, lanjut dia yang juga Dirut Finance Corpindo, kondisi dalam negeri saat ini tidak terlalu baik, akibat kenaikan harga bahan pangan dan minyak mentah, rupiah berada dalam posisi yang cukup baik. "Kami optimistis posisi rupiah yang baik ini, akibat Bank Indonesia (BI) yang terus menjaga rupiah agar tetap dalam posisi yang stabil," katanya.

Edwin mengatakan, posisi rupiah yang membaik itu menunjukkan tingkat kepercayaan di dalam negeri masih tinggi, bahkan selisih bunga rupiah terhadap dollar AS yang cukup tinggi juga memberikan dampak positif terhadap investor asing.

Apalagi, tambahnya, bank sentral AS (The Fed) berencana menurunkan kembali suku bunga Fed fund yang makin melebarkan tingkat suku bunga rupiah terhadap dollar AS.

Ditanya peluang BI untuk menurunkan BI Rate makin besar, menurut dia, BI tidak akan menurunkan suku bunganya sepanjang tahun ini kalau inflasi yang terjadi tetap tinggi. "Faktor utamanya inflasi, kalau inflasi dapat ditekan, BI mempunyai harapan untuk menurunkan BI Rate," katanya.

Mengenai kenaikan harga minyak mentah dan bahan pangan, menurut dia, pemerintah terpaksa mencari dana baru dari luar negeri untuk menjaga kelanjutan kenaikan harga minyak mentah yang diperkirakan akan terus naik hingga mencapai 125 dollar AS per barel. "Karena itu, kondisi di dalam negeri saat ini dinilai tidak terlalu baik," ucapnya.

Tapi dengan membaiknya rupiah, lanjut dia, pasar Indonesia masih cukup menarik, bahkan sejumlah investor asing juga akan kembali masuk pasar, apabila The Fed jadi menurunkan suku bunganya. "Kami optimistis pasar Indonesia masih tetap menarik bagi investor asing, terutama investor Timur Tengah yang akan menggarap sektor syariah di dalam negeri," katanya.

Tidak ada komentar: